Inovasi Prototipe Beta Kursi Roda untuk Dukung Kemandirian Penyandang Disabilitas


Jakarta – Perguruan tinggi sebagai lembaga pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi diharuskan melakukan riset-riset yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Penelitian yang dikembangkan oleh insan perguruan tinggi harus memberi solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat.

Demikian pula dengan riset yang dilakukan oleh tim Universitas Pancasila yang berhasil menciptakan inovasi berupa prototipe beta kursi roda bagi penyandang disabilitas khususnya cerebral palsy. Inovasi ini menjadi jawaban dari persoalan yang dihadapi para penyandang disabilitas akan kehadiran kursi roda dengan tingkat keamanan dan kenyamanan yang tinggi.

Dwi Rahmalina selaku Ketua Tim Matching Fund Universitas Pancasila menjelaskan kursi roda manual yang saat ini ada di pasaran belum dilengkapi dengan teknologi asistif, sehingga inovasi ini menjadi solusi untuk menghadirkan kursi roda yang ringan dapat terpenuhi.

Lebih lanjut, Dwi menerangkan keistimewaan prototipe beta kursi roda ini bisa digerakan dengan menggunakan pedal sehingga dapat dengan mudah digunakan sebagai mobilitas sehari-hari. Kursi roda ini juga dilengkapi dengan headrest dan footrest yang mampu disesuaikan demi meningkatkan kenyamanan pengguna.

“Kursi roda ini sama dengan kursi roda manual, tetapi dilengkapi oleh teknologi asistif. Terdapat pedal yang bisa menggerakkan kursi roda dan ada headrest dan footrest yang adjustable serta stopper pada dudukannya,’’ ujar Dwi saat ditemui di Pameran Hakteknas di Jakarta (12/8).
Baca Juga :  Startup Mahasiswa IIB Darmajaya Lolos ASMI 2020 Kemdikbud RI
Realisasi inovasi prototipe beta kursi roda ini tidak lepas dari kontribusi dan dukungan berbagai pihak, di antaranya Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), Asosiasi Jendela Penyandang Cerebral Palsy, dan Komite Disabilitas Nasional yang memiliki peran besar dalam proses diskusi awal. Melalui diskusi ini, kata Dwi, timnya bisa mendapatkan jawaban akan kebutuhan para penyandang disabilitas sehingga produk yang dihasilkan bisa bernilai guna tinggi dan tepat guna.

Pengembangan inovasi juga mendapatkan dukungan pendanaan dari program Matching Fund Kedaireka. Program Matching Fund-Kedaireka sebagai program unggulan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, riset, dan Teknologi memberikan dana pandaan kepada insan perguruan tinggi yang berkolaborasi dengan mitra industri melalui platform Kedaireka.

Dengan berkolaborasi dengan PT Mega Andalan Kalasan (PT MAK) sebagai mitra, Dwi dan timnya berhasil mendapatkan pendanaan Matching Fund 2022 di bidang kemandirian kesehatan. Dwi mengaku kerja sama dengan PT MAK ini dilakukan semenjak ide awal pengembangan produk.

“Mitra kami merupakan industri alat kesehatan yang sudah mengekspor berbagai produknya. Salah satu desain yang sudah dimiliki oleh mitra adalah kursi roda manual, namun belum dilengkapi dengan teknologi asistif sehingga sejak awal tahun 2022 kami mulai mengerjakan berbagai tahapan pengembangan yang mana salah satu tahapannya, yaitu manufaktur dilakukan di PT Mega Andalan Kalasan,” imbuh Dwi.
Baca Juga :  Peringatan Hari Guru Nasional
Dwi berharap program Matching Fund Kedaireka dapat berlangsung setiap tahunnya sebab banyak sekali manfaat yang tercipta melalui program tersebut mengenai inovasi-inovasi karya perguruan tinggi di Indonesia, bukan hanya bagi masyarakat, melainkan juga dosen dan mahasiswa.

“Dosen bisa mengimplementasikan kemampuannya, kompetensinya, dan mengembangkan keterampilannya di luar kampus. Tidak hanya itu, mahasiswa bisa memperoleh keterampilan dan pengetahuan di dunia industri,” jelas Dwi.

Setelah berhasil melahirkan inovasi kursi roda bernilai guna tinggi di bidang kesehatan, Dwi dan tim tidak serta merta merasa puas. Mereka masih memiliki semangat tinggi untuk terus mengembangkan dan menghadirkan inovasi lanjutan lainnya yang dapat menjawab persoalan kesehatan di kalangan masyarakat.

Dengan antusias, Dwi menjelaskan adanya upaya dari tim untuk mengembangkan produk prototipe beta kursi roda agar bisa segera digunakan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas dalam waktu dekat.

“Untuk tahun 2022, target kami adalah prototipe beta dengan tingkat kesiapterapan teknologi (TKT) 7. Target kami di tahun 2023 ini meneruskan TKT 7 Prototipe Beta Kursi Roda meningkat menjadi 8 dan 9 serta siap produksi,” pungkas Dwi.(YH/DZI/FH/DH/NH/SH/MSF)



Artikel ini disadur dari https://dikti.kemdikbud.go.id/ sebagai kliping/arsip saja, perubahan informasi, penyuntingan terbaru dan keterkaitan lain bisa dilihat di sumber berita.